altonindiana.com – Fethullah Gulen, tokoh spiritual dan pendiri gerakan Hizmet yang menjadi rival politik utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, akhirnya meninggal dalam pengasingan di Amerika Serikat pada usia 87 tahun. Kematian Gulen ini menandai akhir dari salah satu konflik politik paling berdampak di Turki dalam beberapa dekade terakhir.
Fethullah Gulen lahir pada tahun 1941 di Erzurum, Turki. Ia adalah seorang ulama dan tokoh spiritual yang mendirikan gerakan Hizmet, yang awalnya berfokus pada pendidikan dan kemanusiaan. Namun, gerakan ini kemudian berkembang menjadi jaringan yang kuat di berbagai sektor, termasuk pendidikan, media, dan bisnis.
Konflik antara Gulen dan Erdogan mencapai puncaknya pada tahun 2016 ketika terjadi percobaan kudeta militer di Turki. Erdogan menuduh Gulen sebagai dalang di balik kudeta tersebut, yang mengakibatkan penangkapan dan pemecatan ribuan pejabat militer dan sipil yang diduga terkait dengan gerakan Hizmet. Gulen membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa ia tidak memiliki peran dalam kudeta.
Sejak tahun 1999, Gulen telah tinggal di Amerika Serikat setelah mendapatkan status pengungsi. Ia menetap di Saylorsburg, Pennsylvania, dan terus memimpin gerakan Hizmet dari jauh. Erdogan berulang kali meminta Amerika Serikat untuk menyerahkan Gulen ke Turki, namun permintaan tersebut selalu ditolak dengan alasan kurangnya bukti yang cukup.
Konflik antara Gulen dan Erdogan telah memiliki dampak besar pada politik dan sosial di Turki. Gerakan Hizmet yang dituduh sebagai “teroris” oleh pemerintah Erdogan telah mengalami penekanan yang signifikan, dengan banyak institusi yang dikontrol oleh gerakan tersebut ditutup atau dikelola oleh pemerintah. Selain itu, banyak anggota gerakan Hizmet yang ditangkap dan dihukum atas tuduhan terkait dengan kudeta.
Fethullah Gulen meninggal pada usia 87 tahun di rumahnya di Saylorsburg, Pennsylvania, pada tanggal 21 Oktober 2024. Kematian ini menandai akhir dari era yang penuh dengan konflik dan ketegangan di Turki. Meskipun Gulen telah lama tidak aktif secara langsung dalam politik, kematian ini tetap menjadi berita utama di Turki dan di seluruh dunia.
Reaksi terhadap kematian Gulen bervariasi. Pemerintah Turki menyambut berita ini dengan pernyataan mahjong slot resmi yang mengingatkan kembali tuduhan terhadap Gulen sebagai dalang kudeta. Sementara itu, banyak anggota gerakan Hizmet yang menangis dan mengenang Gulen sebagai tokoh spiritual yang inspiratif. Media internasional juga meliput berita ini secara luas, menyoroti dampak konflik Gulen-Erdogan terhadap politik dan sosial di Turki.
Kematian Fethullah Gulen menandai akhir dari salah satu konflik politik paling berdampak di Turki. Meskipun ia telah lama tinggal di pengasingan, kehadirannya tetap menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan Erdogan. Dengan kematian ini, Turki mungkin akan melihat perubahan dalam dinamika politiknya, meskipun dampak jangka panjangnya masih belum jelas.